Imam Ibnu Asakir, Imam al-Khatib dan Imam al-Hafiz al-Mizzi meriwayatkan sebuah hadis yang berbunyi: "Apabila akhir umat ini melaknat (generasi) awalnya, maka hendaklah orang-orang yang mempunyai ilmu pada ketika itu menzahirkan ilmunya, sesungguhnya orang yang menyembunyikan ilmu pada waktu tersebut seumpama seseorang yang menyembunyikan apa yang telah diwahyukan kepada (Sayyidina) Muhammad SAW!!!"

Tuesday, August 3, 2010

Tafsir Ayat Kursi

Keutamaan Ayat Kursi

Semua surat dalam al-Qur’an adalah surat yang agung dan mulia. Demikian juga seluruh ayat yang dikandungnya. Namun, Allah ta’ala dengan kehendak dan kebijaksanaanNya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung dari sebagian yang lain. Surat yang paling agung adalah surat al-Fatihah, sedangkan ayat yang paling agung adalah ayat kursi, yaitu di surat Al-Baqarah, ayat 255. Yang akan kita pelajari bersama dalam kesempatan ini adalah ayat kursi.

Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

“Wahai Abul Mundzir (gelar kunyah Ubay), tahukah engkau ayat mana di kitab Allah yang paling agung?”

Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”

Beliau berkata, “Wahai Abul Mundzir, Tahukah engkau ayat mana di kitab Allah yang paling agung?”

Aku pun menjawab,

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

Maka beliau memukul dadaku dan berkata, “Demi Allah, selamat atas ilmu (yang diberikan Allah kepadamu) wahai Abul Mundzir.” (HR. Muslim no. 810)

Dalam kisah Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dengan setan yang mencuri harta zakat, disebutkan bahwa setan tersebut berkata,

“Biarkan aku mengajarimu beberapa kalimat yang Allah memberimu manfaat dengannya. Jika engkau berangkat tidur, bacalah ayat kursi. Dengan demikian, akan selalu ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”

Ketika Abu Hurairah menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, beliau berkata,

“Sungguh ia telah jujur, padahal ia banyak berdusta.” (HR. al-Bukhari no. 2187)

Dalam kisah lain yang mirip dengan kisah di atas dan diriwayatkan Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu, disebutkan bahwa si jin mengatakan:

مَنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِي أُجِيرَ مِنَّا حَتَّى يُصْبِحَ ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ أُجِيرَ مِنَّا حَتَّى يُمْسِيَ

“Barangsiapa membacanya ketika sore, ia akan dilindungi dari kami sampai pagi. Barangsiapa membacanya ketika pagi, ia akan dilindungi sampai sore.” (HR. ath-Thabrani no. 541, dan al-Albani mengatakan bahwa sanadnya bagus)

Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ، إِلا الْمَوْتُ

“Barangsiapa membaca ayat kursi setelah setiap shalat wajib, tidak ada yang menghalanginya dari masuk surga selain kematian.” (HR. ath-Thabrani no. 7532, dihukumi shahih oleh al-Albani)

Disunnahkan membaca ayat ini setiap (1) selesai shalat wajib, (2) pada dzikir pagi dan sore, (3) juga sebelum tidur.

Tafsir Ayat Kursi

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

“Allah, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia Yang hidup kekal serta terus menerus mengurus (makhluk).”

Allah adalah nama yang paling agung milik Allah ta’ala. Allah mengawali ayat ini dengan menegaskan kalimat tauhid yang merupakan intisari ajaran Islam dan seluruh syariat sebelumnya. Maknanya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Konsekuensinya tidak boleh memberikan ibadah apapun kepada selain Allah.

Al-Hayyu dan al-Qayyum adalah dua di antara al-Asma’ al-Husna yang Allah miliki. Al-Hayyu artinya Yang hidup dengan sendirinya dan selamanya. Al-Qayyum berarti bahwa semua membutuhkan-Nya dan semua tidak bisa berdiri tanpa Dia. Oleh karena itu, Syaikh Abdurrahman as-Sa’di mengatakan bahwa kedua nama ini menunjukkan seluruh al-Asma’ al-Husna yang lain.

Sebagian ulama berpendapat bahwa al-Hayyul Qayyum adalah nama yang paling agung. Pendapat ini dan yang sebelumnya adalah yang terkuat dalam masalah apakah nama Allah yang paling agung, dan semua nama ini ada di ayat kursi.

لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ

“Dia Tidak mengantuk dan tidak tidur.”

Maha Suci Allah dari segala kekurangan. Dia selalu menyaksikan dan mengawasi segala sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi darinya, dan Dia tidak lalai terhadap hamba-hamba-Nya.

Allah mendahulukan penyebutan kantuk, karena biasanya kantuk terjadi sebelum tidur.

Barangkali ada yang mengatakan, “Menafikan kantuk saja sudah cukup sehingga tidak perlu menyebut tidak tidur; karena jika mengantuk saja tidak, apalagi tidur.”

Akan tetapi, Allah menyebut keduanya, karena bisa jadi (1) orang tidur tanpa mengantuk terlebih dahulu, dan (2) orang bisa menahan kantuk, tetapi tidak bisa menahan tidur. Jadi, menafikan kantuk tidak berarti otomatis menafikan tidur.

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ

“Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.”

Semesta alam ini adalah hamba dan kepunyaan Allah, serta di bawah kekuasaan-Nya. Tidak ada yang bisa menjalankan suatu kehendak kecuali dengan kehendak Allah.

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.”

Memberi syafaat maksudnya menjadi perantara bagi orang lain dalam mendatangkan manfaat atau mencegah bahaya. Inti syafaat di sisi Allah adalah doa. Orang yang mengharapkan syafaat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berarti mengharapkan agar Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam mendoakannya di sisi Allah. Ada syafaat yang khusus untuk Nabi Muhammad, seperti syafaat untuk dimulainya hisab di akhirat, dan syafaat bagi penghuni surga agar pintu surga dibukakan untuk mereka. Ada yang tidak khusus untuk Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, seperti syafaat bagi orang yang berhak masuk neraka agar tidak dimasukkan ke dalamnya, dan syafaat agar terangkat ke derajat yang lebih tinggi di surga.

Jadi, seorang muslim bisa memberikan syafaat untuk orang tua, anak, saudara atau sahabatnya di akhirat. Akan tetapi, syafaat hanya diberikan kepada orang yang beriman dan meninggal dalam keadaan iman. Disyaratkan dua hal untuk mendapatkannya, yaitu:

  1. Izin Allah untuk orang yang memberi syafaat.
  2. Ridha Allah untuk orang yang diberi syafaat.

Oleh karena itu, seseorang tidak boleh meminta syafaat kecuali kepada Allah. Selain berdoa, hendaknya kita mewujudkan syarat mendapat syafaat; dengan meraih ridha Allah. Tentunya dengan menaatiNya menjalankan perintahNya semampu kita, dan meninggalkan semua laranganNya.

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ

“Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.”

Ini adalah dalil bahwa ilmu Allah meliputi seluruh makhluk, baik yang ada pada masa lampau, sekarang maupun yang akan datang. Allah mengetahui apa yang telah, sedang, dan yang akan terjadi, bahkan hal yang ditakdirkan tidak ada, bagaimana wujudnya seandainya ada. Ilmu Allah sangat sempurna.

وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ

“Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah kecuali dengan apa yang dikehendaki-Nya.”

Tidak ada yang mengetahui ilmu Allah, kecuali yang Allah ajarkan. Demikian pula ilmu tentang dzat dan sifat-sifat Allah. Kita tidak punya jalan untuk menetapkan suatu nama atau sifat, kecuali yang Dia kehendaki untuk ditetapkan dalam al-Quran dan al-Hadits.

وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ

“Kursi Allah meliputi langit dan bumi.”

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu menafsirkan kursi dengan berkata:

الكُرْسيُّ مَوْضِعُ قَدَمَيْهِ

“Kursi adalah tempat kedua telapak kaki Allah.” (HR. al-Hakim no. 3116, di hukumi shahih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi)

Ahlussunnah menetapkan sifat-sifat seperti ini sebagaimana ditetapkan Allah dan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, sesuai dengan kegungan dan kemuliaan Allah tanpa menyerupakannya dengan sifat makhluk.

Ayat ini menunjukkan besarnya kursi Allah dan besarnya Allah. Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

مَا السَّمَاوَاتُ السَّبْع مَعَ الكُرْسِيِّ إِلاَّ كَحَلْقَةٍ مُلْقَاةٍ بِأَرْض فَلاَةٍ

“Tidaklah langit yang tujuh dibanding kursi kecuali laksana lingkaran anting yang diletakkan di tanah lapang.” (HR. Ibnu Hibban no.361, dihukumi shahih oleh Ibnu Hajar dan al-Albani)

وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا

“Dan Allah tidak terberati pemeliharaan keduanya.”

Seorang ibu, tentu merasakan betapa lelahnya mengurus rumah sendirian. Demikian juga seorang kepala desa, camat, bupati, gubernur atau presiden dalam mengurus wilayah yang mereka pimpin. Namun, tidak demikian dengan Allah yang Maha Kuat. Pemeliharaan langit dan bumi beserta isinya sangat ringan bagi-Nya. Segala sesuatu menjadi kerdil dan sederhana di depan Allah.

وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Allah memiliki kedudukan yang tinggi, dan dzat-Nya berada di ketinggian, yaitu di atas langit (di atas singgasana). Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bertanya kepada seorang budak perempuan: “Di mana Allah?”

Ia menjawab, “Di langit.”

Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bertanya, “Siapa saya?”

Ia menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.”

Maka, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berkata kepada majikannya (majikan budak perempuan tersebut -ed), “Bebaskanlah ia, karena sungguh dia beriman!” (HR. Muslim no. 537)

Jelaslah bahwa keyakinan sebagian orang bahwa Allah ada dimana-mana bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadits.

Demikian pula Allah memiliki kedudukan yang agung dan dzatnya juga agung sebagaimana ditunjukkan oleh keagungan kursiNya dalam ayat ini.

Kesimpulan:

  1. Semua ayat al-Qur’an agung. Adapun ayat yang paling agung adalah ayat kursi.
  2. Disunnahkan untuk membaca ayat ini setiap selesai shalat wajib, pada dzikir pagi dan sore, dan sebelum tidur.
  3. Penegasan kalimat tauhid.
  4. Arti al-Hayyu dan al-Qayyum yang menunjukkan seluruh nama Allah yang lain.
  5. Semua bentuk kekurangan harus dinafikan dari Allah.
  6. Arti syafaat dan syarat memperolehnya.
  7. Ilmu Allah sangat sempurna.
  8. Kita hanya menetapkan untuk Allah nama dan sifat yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya sesuai dengan keagungan dan kemuliaanNya, tanpa menyerupakannya dengan nama dan sifat makhluk.
  9. Arti dan keagungan kursi Allah.
  10. Ketinggian dan keagungan Allah dalam dzat dan kedudukan.
  11. Kesalahan orang yang mengatakan Allah ada di mana-mana.
  12. Penetapan banyak nama dan sifat Allah yang menunjukkan kemuliaan dan kesempurnaan-Nya.

Wallahu a’lam.

Rujukan:

  1. Al-Quran dan Terjemahnya
  2. Tafsir Ibnu Katsir
  3. Fathul Qadir, asy-Syaukani
  4. Taysirul Karimir Rahman, Abdurrahman as-Sa’di
  5. Shahih al-Bukhari
  6. Shahih Muslim
  7. Al-Mu’jam al-Kabir, ath-Thabrani
  8. al-Mustadrak, al-Hakim.
  9. Shahih Ibnu Hibban
  10. Shahih Targhib wa Tarhib, al-Albani
  11. Silsilah Ahadits Shahihah, al-Albani
  12. Fathul Majid, Abdurrahman bin Hasan
  13. Fiqhul Asma’il Husna, Abdurrazzaq al-Badr
  14. Al-Qamus al-Muhith, al-Fairuzabadi

Ibnu Abil ‘Izz al-Hanafi berkata: “…tiada kehidupan untuk hati, tidak ada kesenangan dan ketenangan baginya, kecuali dengan mengenal Rabbnya, Sesembahan dan Penciptanya, dengan Asma’, Sifat dan Af’al (perbuatan)-Nya, dan seiring dengan itu mencintai-Nya lebih dari yang lain, dan berusaha mendekatkan diri kepada-Nya tanpa yang lain…” (Syarah al-Aqidah ath-Thahawiyyah)

YANG PEMIMPIN HARUS TAHU

"Satu perkara yang membezakan pemimpin dari pengikut ialah pemimpin bersungguh-sungguh membuat sesuatu supaya berlaku (go all out to make things happen) dan pengikut menunggu sesuatu akan berlaku.

Ada pula orang yang membahagi manusia kepada tiga golongan dalam berorganisasi:

  1. Orang-orang yang membuat sesuatu berlaku (those who make things happen)
  2. Orang-orang yang menunggu sesuatu akan berlaku (those who wait for something to happen)
  3. Orang-orang yang suka mengulas: "apa telah berlaku?"

Pemimpin sebenar adalah dari golongan pertama. Dia mesti mempunyai idea yang baik serta semangat dan kehendak yang tinggi untuk melaksanakan idea yang terpileh hingga berjaya.

Kekuatan lain yang perlu ada untuk menjadi pemimpin yang efektif ialah:

  1. Skills membuat keputusan yang tepat dengan masa dan suasana
  2. Skills mengurus perubahan.

Kadang-kadang pemimpin tidak perlu mempunyai ilmu yang terlalu tinggi tetapi dia perlu mempunyai skills menganalisa yang amat baik dan berpandangan luas lagi kritis. Dia hanya perlu bijak melontar soalan (probing skills) kepada orang-orang dibawahnya kemudian menganalisa jawapan mereka lalu memutuskan yang terbaik. Keputusan yang baik ialah yang dibuat betul dan tepat dengan masa yang diperlukan (right decision at the right time). Jangan sekali-sekali pemimpin membiarkan pengikut-pengikut menunggu sesuatu keputusan atau jawapan darinya. Kalau ini berlaku kita takut pengikut akan mengeluarkan keputusan mereka sendiri berdasarkan latar belakang masing-masing yang akhirnya menyebabkan sesuatu organisasi bercelaru.

Pemimpin perlu menganjurkan perubahan - bukan sekadar mengikut arus. Yang mengikut arus adalah pengikut. Mereka mengikut arus yang diciptakan oleh pemimpin.

Pemimpin perlu berani membuat perubahan. Perubahan sepatutnya berlaku secara pilihan dan dirancang bukan berlaku secara kebetulan. Pemimpin adalah pengurus perubahan. Disinilah sesorang pemimpin memerlukan skills mempengaruhi (influencing skills). Disebutkan juga bahawa 'mempengaruhi' adalah asas kepada kepimpinan. Kebolehan untuk memimpin adalah hasil dari kebolehan menghubungkan dan mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya. Menjadi kebiasaan apabila seseorang pemimpin yang dilantik apabila mendapati tidak lagi dapat mempengaruhi orang dibawahnya, maka dia dengan sukarela menarik diri. Dia tahu masanya telah sampai!

Golongan ketiga di atas iaitu orang yang suka bertanya dan membuat komen "apa sudah berlaku" pun penting dalam organisasi sekiranya dapat dikawal dan dipengaruhi dengan baik oleh para pemimpin. Mereka boleh dijadikan sumber untuk mengawal perjalanan organisasi. Walau bagaimana pun organisasi akan hancur sekiranya kalangan pemimpin terdiri dari golongan ketiga ini. Golongan kedua kalau menjadi pemimpin maka organisasi itu menjadi lembik dan pak turut kepada organisasi lain yang berpemimpinkan orang-orang dari golongan pertama - orang yang ingin melakukan sesuatu!.

Wallahu a'lam.

Utamakan SELAMAT dan SIHAT untuk Duniamu, utamakan SOLAT dan ZAKAT untuk Akhiratmu...



Cuba lihat pd titik pd kalimah ALLAH selama 10 saat dan alihkan pandangan
pd dinding kosong.. lihatlah keajaibannya. ....subhanallah..
rasa sgt KAGUM dgn ilusi mata kurniaanNya ini..

Utamakan SELAMAT dan SIHAT untuk Duniamu,

utamakan SOLAT dan ZAKAT untuk Akhiratmu...

Perkara-perkara yang membuat kita hilang ingatan dan tumpul minda

Kurangkan makan bawang besar

Kurangkan makan berempah


Kurangkan makan ketumbar kering


Kurangkan menonton hiburan


Kurangkan membaca majalah hiburan


Kurangkan ketawa yang panjang atau terbahak-bahak


Kurangkan minuman air batu,air dalam tin(100 plus dan lain2)


Kurangkan makan organ dalaman ayam terutamanya kanak2


Jangan makan kepala ikan


Jangan minum air yang ada semut


Jangan tidur selepas subuh


Jangan tidur selepas asar


Jangan tidur selepas makan


Jangan makan terlalu kenyang


Jangan makan berat selepas jam 9.00 malam


Jangan menyapu rumah pada waktu malam


Jangan makan yang masam-masam berlebihan


Jangan dicampur makan laut dan darat dalam satu hidangan


Jangan minum susu selepas memakan daging/ayam




Perkara-perkara yang perlu diamalkan




Selalu makan buah manisan seperti kurma dan lain2


Selalu makan makanan yang panas2


Selalu memakan kekacang seperti kacang soya @ badam dan lain2


Selalu minum air masak


Selalu makan ulam2


Selalu mengamalkan pandangan hijau


Selalu bersenam


Selau menggunakan imajenasi otak


Banyakkan memakan makanan berasaskan gandum/soya


Banyakkan aktiviti berkhemah di hutan/pantai(yang mempunyai pokok) kerana disitulah terdapat banyak ion2 negetif dan cahaya matahari infra merah (terutama pada waktu pagi) yang amat diperlukan oleh tubuh badan,kerana hanya kawasan seperti ini sahaja yang mempunyai % yang cukup untuk kegunaan kita seharian berbanding dalam bangunan batu ianya terlalu sedikit


Jangan ego


Jangan dengki pada orang lain


Jangan makan dari sumber yang tidak halal


Jangan memberi anak makan makanan dari sumber yang tidak halal


Jangan makan makanan yang ada pewarna


Jangan makan makanan yang ada pengawet


Jangan mengunakan minyak masak lebih dari 2 kali


Jangan mandi selepas 9.00malam


......dan yang paling penting dibawah ini........


selamat beramal.....



Jangan sengaja lewatkan solat.
Perbuatan ini Allah tidak suka.
Kalau tertidur lain cerita.




Jangan
masuk ke bilik air tanpa memakai alas
kaki (selipar).
Takut kalau-kalau terbawa keluar najis,
mengotori seluruh rumah kita.




Jangan
makan dan minum dalam
bekas yang pecah atau sumbing.
Makruh kerana ia membahayakan.




Jangan
biarkan pinggan mangkuk yang telah
digunakan tidak berbasuh.
Makruh dan mewarisi kepapaan.




Jangan
tidur selepas solat Subuh, nanti
rezeki mahal
(kerana berpagi-pagi itu membuka pintu
berkat).




Jangan
makan tanpa membaca BISMILLAH dan doa makan.
Nanti rezeki kita dikongsi syaitan.




Jangan
keluar rumah
tanpa niat untuk membuat kebaikan.
Takut-takut kita mati dalam
perjalanan.




Jangan
pakai sepatu atau selipar yang
berlainan pasangan.
Makruh dan mewarisi kepapaan.




Jangan
biarkan mata liar di perjalanan.
Nanti hati kita gelap
diselaputi dosa.




Jangan
menangguh taubat bila berbuat
dosa kerana mati boleh datang
bila-bila masa.




Jangan
ego untuk meminta maaf pada
ibu bapa dan sesama manusia
kalau memang kita bersalah.




Jangan
mengumpat sesama rakan
taulan. Nanti rosak persahabatan kita
hilang bahagia.




Jangan
lupa bergantung kepada ALLAH
dalam setiap kerja kita.

Nanti kita sombong apabila berjaya.
Kalau gagal kecewa pula.




Jangan
bakhil untuk bersedekah.
Sedekah itu memanjangkan umur
dan memurahkan rezeki kita.




Jangan
banyak ketawa. Nanti mati jiwa.




Jangan
biasakan berbohong, kerana ia adalah
ciri-ciri munafik dan
menghilangkan kasih orang kepada kita.




Jangan
suka menganiaya manusia atau haiwan. Doa
makhluk yang teraniaya
cepat dimakbulkan ALLAH.




Jangan
terlalu susah hati dengan urusan dunia.
Akhirat itu lebih utama
dan hidup di sana lebih lama dan kekal selamanya.




Jangan mempertikaikan kenapa ISLAM itu berkata JANGAN.

Sebab semuanya untuk keselamatan kita.




ALLAH
lebih tahu apa yang terbaik
untuk hamba ciptaanNya.




Jangan biarkan SAJE email ni. Hantarkan kepada semua saudara islam yang anda kenal !!


Wasalam




"Sebarkanlah ajaranku walau satu ayat pun"
(Sabda Rasulullah SAW)




"Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."


(Surah Al-Ahzab:71)

Monday, August 2, 2010

Keistimewaan Sheikh Qadir Al-Jilani

Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Assalamu 'Alaikum wr wb

Kita semua telah mengetahui kemuliaan dan ketinggian Habibullah, Sufiyullah, Sahibul Asrar, Rahmat-Al-Alameen, Al-Mustafa Wal Murtadha, Muhammad Salla-Allahu 'Alaihi WaSallam. Kemuliaan dan ketinggian Baginda Salla-Allahu 'Alaihi WaSallam memenuhi seisi langit dan bumi.

Kita juga maklum kemuliaan dan keistimewaan yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepada sekalian Ahlul-Bayyit Nabi yang suci serta sekalian Sahabat Nabi yang mulia.

Dikalangan sahabat Nabi, Khulafa Ar-Rashidin yang terpercaya Sayyidina Abu Bakr, Sayyidina Umar, Sayyidina Uhman dan Sayyidina 'Ali Ridhawanullah 'Alaihim Ajma'in menduduki tempat tertinggi dengan keistimewaaan masing2.

Sebagaimana Khulafa-Ar-Rashidin yang lain, Sayyidina 'Ali Karramallahu Wajhah memiliki keistimewaan yang tersendiri. Beliau adalah Ahlul Bayyit Nabi yang melalui keturunan beliau telah lahir puluhan ribu Ulama' Arifin, Aulia Allah yang memenuhi bumi ini dengan cahaya kebenaran Ilahiyyah dan Nubuwwah.

Salah seorang Ahlul-Bayyit yang masyur, yang unggul, adalah Ghawthul A'zham Shaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jilani Radhiallahu Anh.


Berpegang teguhlah dengan 'Tali' Allah

ALAM SEMESTA MENJELANG SENJA
YANG DIJANJIKAN HAMPIR TIBA
SEGALA AULIA' MENUNGGU PERINTAH
MENGIBAR PANJI KEBESARAN ALLAH


KEISTIMEWAAN DAN KELEBIHAN SEWAKTU KECIL:

Didalam Qala'id Al-Jawahir, pengarangnya Shaikh Yahya Al-Tadhifi menyebut kelebihan2 shaikh sewaktu kecil seperti berikut :

Pertama:
Berketurunan Rasulullah Salla-Allahu 'Alaihi waSallam dikedua-dua pihak. Di pihak Bapanya melalui Sayyidina Hasaan Radhiallahu 'Anh sementara dipihak Ibunya melalui Sayyidina Hussain Radhiallahu 'Anh.

Ke2:
Kelahiran beliau disambut oleh tangan2 suci dan diraikan oleh Ruh-ruh suci.

ke3:
Di bulan Ramadhan tidak menyusu badan ibunya disiang hari. Cuma pada waktu malam.

Ke4:
Sangat matang, bijak dan pintar diwaktu kecil lagi. Tidak suka bermain-main seperti kanak-kanak lain pada usia kanak2.

ke5:
Berlaku peristiwa2 ajaib seperti dapat melihat jemaah haji sedang bertawaf di Mekah dari bumbung rumah beliau.

KETURUNAN MULIA DAN SUCI


Al-kisah..........
Abu Salih Jangi Dost, seorang pemuda yang sangat kuat taqwanya sedang duduk ditebing sungai, apabila dilihatnya sebiji buah epal terapung dipermukaan sungai. Beliau mencapai buah epal itu lalu memakannya. Selesai makan beliau tersedar dan berkata dalam hati, "Kemungkinan buah epal ini ada tuannya. Aku telah memakannya tanpa izin pemiliknya. Aku kena cari pemiliknya dan minta halal daripadanya"

Beliau mudik kehulu sungai...... Setelah lama berjalan kelihatan sebuah rumah dengan kebun buah epal ditepi sungai. kelihatan sabatang pokok epal condong ke arah sungai. Hatinya berbisik, "Kemungkinan buah epal yang aku makan tadi adalah dari pokok ini". Lalu beliau berjumpa tuan punya kebun. Tuan punya kebun itu adalah Shaikh Abdullah Sawma'I. Setelah memberi salam....

Abu Salih : Tuan, saya telah makan buah epal dari kebun tuan, yang mudik ke hilir sungai. Saya minta halal.!

Shaikh Sawma'I : (merenung wajah pemuda itu dengan tajam) Aku akan mema'afkan jika kamu memenuhi permintaan aku.

Abu Salih : Apa permintaan tuan?

Shaikh Sawma'I : Kamu mesti berkhadam kepada aku selama 2 tahun!

Abu Salih : (Setelah berfikir sekejap).....setuju. Insya Allah tuan. Saya akan berkhadam kepada tuan sebagaimana tuan kehendaki.!

Abu Salih adalah seorang hamba Allah yang wara' dan sangat kuat taqwanya. Beliau tak mahu sesuatu makanan yang tidak halal mengisi perutnya. Walaupun sebiji buah epal yang tidak halal baginya, cukup untuk menjadi soal dan perhitungan di Yaumul Mahsyar! ....

Namun!......... tebusan untuk menggantikan sebiji buah epal dengan berkhadam selama 2 tahun. .....!!!

Masya Allah! Rasanya tak sanggup kita membuat pengorbanan demikian, semata2 kerana sebiji buah epal....kena berkhidmat selama 2 tahun.! Betapa mulia dan sucinya hati pemuda ini.!

Masya Allah!

Setelah berkhidmat selama 2 tahun....pada hari terakhir Abu Salih meminta izin untuk pulang.

Abu Salih : Tuan, saya telah berkhidmat selama yang tuan kehendaki. Saya minta izin pulang.

Shaikh Sawma'I : Aku akan halalkan jika kamu berkhidmat selama 2 tahun lagi.

Abu Salih : Baiklah saya akan berkhidmat sebagaimana tuan kehendaki!

Setelah selesai 2 tahun lagi berkhidmat, Abu Salih mohon izin pulang.

Shaikh Sawma'I : Aku akan halalkan jika kamu setuju mengahwini anak aku! Tetapi keadaan dia buta, tuli dan kudung! Sudikah kamu memenuhi syarat terakhir ku ini?

Abu Salih : (agak lama termenung......jika buta dan tuli boleh lagi tetapi kudung pulak.......macamana aku nak hidup dengan wanita seperti ini.....hati kecilnya berbisik! Tetapi beliau teringat akan tebusan nya kerana memakan sebiji epal dan janjinya kepada Shaikh Sawma'I, maka akhirnya beliau pun setuju dengan tidak sedikitpun kekesalan)

Masya Allah!
Pengorbanan ini.........bagaimana nak lukiskan!???
Apa kata yang dapat menghuraikan keindahan hati sucinya?
Seorang pemuda kacak dan tampan sanggup merelakan diri mengahwini seorang wanita yang buta, pekak dan kudung!!!

Masya Allah!

Apa pengorbanan ini......seorang pemuda kacak dan sempurna anggotanya sanggup mengahwini seorang wanita yang dikatakan buta, bisu, pekak dan kudung.!

Hari perkahwinan tiba!
Setelah selesai 'aqad nikah, pengantin lelaki Abu Salih dibawa berjumpa dengan pengantin perempuan.

Sebaik saja masuk ke bilik pengantin perempuan, dilihatnya seorang wanita yang sangat cantik berseri-seri wajahnya. Matanya yang bersinar2 menunjukkan dia bukan buta! Kaki dan tangannya sangat sempurna. Dia memberi salam, Assalamu 'Alaikum", Dengan senyuman wanita itu menjawab dengan suara yang lunak, "Wa Alaikumussalam, suamiku".!!!

Maka terkejutlah Abu Salih, kerana wanita itu tidak serupa sebagaimana yang digambarkan oleh ayahnya, Shaikh Sawma'I. Dia bukan buta, bukan pekak dan tidak bisu. Dia juga mempunyai anggota badan yang sempurna.! Lalu segeralah dia mendapatkan Mertuanya, Shaikh Sawma'I, inginkah penjelasan!

Shaikh Sawma'I menyambut menantunya dengan penuh senyuman kerana beliau memang sudah menjangka akan kedatangan Abu Salih, inginkan penjelasan!

Shaikh Sawma'I : Aku bersyukur kerana dari awal lagi aku sudah mengetahui engkau adalah seorang yang sangat jujur dan
salih. Sebab itu aku telah memutuskan untuk mengahwinkan anak aku dengan engkau.

Abu Salih : Tetapi bukankah Ayahanda menyebut puteri tuan.........

Shaikh Sawma'I : Ya benar...! Aku menyebut puteri aku Ummul Khair Fatimah, buta sebab dia tak pernah melihat lelaki lain selain dari ayahanda
dia. Aku menyebut dia pekak sebab dia tak pernah mendengar perkara2 yang haram. Aku menyebut dia
bisu kerana dia tak pernah menyebut yang keji2 atau mengumpat orang lain. Aku menyebut dia kudung
kerana tangan dan kakinya tak pernah melakukan sesuatu maksiat atau sesuatu yang haram.!!!


..............
Ya....kini kita faham betapa sucinya kedua pasangan ini......Ummul Khair Fatimah dan Abu Salih Jangi Dost.

Abu Salih Jangi Dost dan Ummul Khair Fatimah adalah bapa dan ibu kepada seorang insan suci yang lahir dari keturunan mereka, Abdul Qadir Jilani Radhiallahu 'Anh yang telah menghidupkan semula agama (Muhyiddin) yang dibawa oleh Junjungan besar Muhammad Salla-Allahu 'Alaihi WaSallam.

JINN DAN IBLIS MENGAKU KALAH

Shaikh Abdul Qadir Jilani Radhiallahu Anh, setelah menguasai seluruh Ilmu-Ilmu Islam daripada Tafsir, Imu Hadis, Fiqh, Tauhid dan lain2 nya sehingga mencapai kedudukan Mujtahid dan boleh memberi fatwa dalam keempat2 Mazhab, beliau teruskan perjalanan dan perjuangan didalam jalan ma’rifat ketuhanan.

Beliau mengasingkan diri dari manusia umum di beberapa kawasan runtuhan sekitar kota Baghdad. Beliau menghabiskan masa selama 25 tahun di sana beramal dan mujahadah melawan hawa nafsu mengikut prinsip2 dan adab Toriqah Sufiyyah.

Dari kitab Qala’id Al-jawahir…..

Shaikh ‘Uthman as-Sarafini menukilkan kisah ini daripada Shaikh dengan berkata : Aku mendengar sayyidi kami, Shaikh Abdul Qadir Jilani Radhiallahu Anh berkata :

“Aku duduk di persekitaran runtuhan Kota Baghada siang dan malam. Jinn suka menghampiri aku dengan dengan berbagai rupa dan pangkat, menyamar sebagai manusia. Mereka akan menyerang aku dengan berbagai senjata dan menyembur aku dengan api. Dalam keadaan demikian pun, aku melihat keteguhan keyaqinan dalam hati yang luar kemampuan untuk di nyatakan dengan kata2. Aku mendengar suatu suara berkata jauh didalam batinku, “Ya, Abdul Qadir ; Bangun dan serang mereka (jinn) itu, kerana Kami telah menanamkan kekuatan luarbiasa dalam diri kamu yang tak dapat dikalahkan. Dan Kami telah datang untuk menyokong kamu dengan bantuan tentera yang tersembunyi”

Memang benar sebaik sahaja aku bangun menyerang mereka (jinn2) itu, mereka akn lari lintang pukang, pulang dari mana mereka datang.”

“Kemudian seekor jinn akan datang bersendirian dan berkata: Pergi dari sini atau aku akan buat ini dan itu kepada kamu. Dia memberi amaran dan cuba menakut2kan aku, tetapi aku menampar dia, lalu aku membaca : Tiada daya upaya melainkan Allah….kemudian aku melihat dia terbakar

Satu ketika lain, aku di datangi satu lembaga yang rupanya sangat buruk dan menjijikkan, dia berkata : “Aku Iblis. Aku datang untuk berkhadam kepada engkau kerana engkau telah menggagalkan semua rancangan dan usaha aku dan engkau telah binasakan semua usaha kucu2 aku. Aku berkata kepada Iblis, “Nyah engkau dari sini kerana aku tak percaya pada engkau.” Pada masa itu satu tangan turun dari atas lalu menghentam kepala dia….menyebabkan Iblis itu jatuh tersungkur ke bumi.

Kemudian Iblis datang kepadaku kali ke2, cuba menyerang aku dengan anak panah berapi. Ketika itu, seorang lelaki memakai penutup muka muncul menaiki seekor kuda dan menghulurkan sebilah pedang kepadaku. Iblis serta merta berundur!

Kali ke3 aku melihat dia, dia sedang duduk agak jauh dariku, mengesat airmata dia dan menyapu debu atas kepala dia. Iblis berkata : Aku telah putus asa dengan engkau ya Abdul Qadir! Aku memberi amaran keras lepada dia, “Pergi engkau dari sini wahai engkau yang dilaknat Allah.”

>>>>>>>>>>>
Ditempat lain dikisahkan setelah berputus asa menggoda dan menyusahkan Shaikh Abdul Qadir Jilani, Iblis menyamar sebagai satu cahaya yang Sangat terang benderang dan sangat menarik, lalu muncul dihadapan Shaikh seraya berkata:
“Ya Abdul Qadir, aku Tuhanmu. Oleh kerana engkau telah bersungguh2 mujahdah padaku maka pada hari ini aku telah menghalalkan bagi kamu segala yang aku haramkan.!!!”

Maka segera Shaikh menyahut, “A’uzhu Billahi Mina-asy-Syaitanir-Rajim”, nyahlah engkau wahai Iblis yang dilaknat”
Ketika itu cahaya seperti kepulan awan itu bertukar menjadi asap. Dan terlihatlah Iblis. Lalu Iblis itu berkata, “Ya Abdul Qadir, bagaimana engkau tahu aku Iblis?” sedangkan berapa banyak orang alim yang telah aku sesatkan sebelum kamu dengan cara ini.”

Shaikh menjawab, “Allah Ta’ala telah menyatakan hukum di dalam Al-Qur’an. Dan dia tidak pernah menghalalkan yang haram”. Maka aku tahu tentu engkau Iblis.

Iblis menjawab, “Engkau telah selamat disebabkan ketinggian ilmu engkau”

Shaikh menjawab balik, “Binasalah engkau. Aku terselamat bukan kerana ilmuku tetapi kerana Rahmat Tuhanku”

Maka kembalilah Iblis berputus asa tak dapat menggoda Shaikh Abdul Qadir Jilani Radhiallahu ‘Anh.


Berpegang teguhlah dengan 'Tali' Allah

MUJADDID ZAMAN

Ketika Shaikh Muhyidddin Abdul Qadir Jilani Radhiallahu 'Anh keluar ke muka masyarakat umum beliau sudah mencapai umur 51 tahun.

Syarahan dan pidato beliau mendapat perhatian umum. Pendekatan dan dan kaedah penyampaian sangat berlainan dari yang pernah didengari. Setiap syarahan di penuhi ribuan manusia dari berbagai pangkat dan kaum.

Ucapan2 beliau sungguh luarbiasa, penuh bertenaga masuk kedalam jiwa pendengarnya dan menggoncangnya dengan goncangan yang sangat kuat. Ia bagaikan halilintar membelah bumi. Membunuh kemegahan dan kesombongan nafsu.!

Tidak ada yang menghadiri syarahan beliau melainkan pasti meinitiskan air mata penuh penyesalan dan taubat kepada Allah Ta'ala. Manusia2 dari agama kristian, yahudi turut membanjiri syarahan beliau dan kembali sebagai orang Islam.



Dari Qala'id Al-Jawahir di sebutkan....

Mengislamkan lebih 5,000 orang kristian dan Yahudi. 100,000 orang penyamun dan pembunuh bertaubat menjadi solihin.


Shaykh ‘Abd'al-Qadir al-Jilani, (Radi Allahu ta'ala‘Anhu) as the model of a Sufi saint, through his nasiha, azkaar and salawaat, through giving a living reality to Islam, in his complete surrender to the Will of Allah (Subhanhu wa ta'ala) and in his showing of tawakkul (trust in Allah) and through his teaching and preaching converted more than five thousand Jews and Christians to Islam while more than a hundred thousand ruffians, outlaws, murderers, thieves and bandits repented and became devout Muslims and gentle dervishes, explains Shaykh Tosun Bayrak al-Jerrahi al-Halveti in his “Introduction” to the translation of Sirr al-Asrar (The Secret of Secrets, p XXXI). Shaykh ‘Abd'al-Qadir al-Jilani (Radi Allahu ta'ala‘Anhu) says in the 35th Discourse (khutba) in Al-Fath-ur-Rabbani (The Endowment of Divine Grace) that this was among the blessings of our beloved Prophet Muhammad, peace and blessings of Allah be upon him.

[ Shaikh Abdul Qodir R.A sebagai kekasih Allah melalui nasihat-nasihat, zikir dan solawat serta penyerahan mutlaq kepada Allah Taala, telah mengislamkan lebih 5,000 orang Kristian dan Yahudi dan lebih 100,000 orang penyamun, pembunuh, perompak telah bertaubat melalui tangan beliau dan berubah menjadi orang yang alim dan taqwa. ]

SUMBANGAN TIDAK TERHINGGA SHAIKH MUHYIDDIN KEPADA DUNIA ISLAM

Perkataan atau ucapan tidak akan mampu memberi gambaran betapa besarnya sumbangan Ghawthul A'zham Shaikh Muhyiddin Abdul Qodir Jilani Radhiallahu 'Anh kepada dunia Islam. Sesungguhnya jasa2 beliau terus menerus mengalir sehingga kini dan akan mengalir lagi kepada seluruh Insan diatas muka bumi hingga hari Qiamat.

Sebahagian jasa2 beliau yang di sebutkan didalam Qala'id Al-Jawahir dinukilkan di sini :

1. MENEGAKKAN AQIDAH YANG HAQ

2. MENGISLAMKAN LEBIH 5,000 ORANG KRISTIAN DAN YAHUDI

3. LEBIH 100,000 ORANG PEROMPAK, PEMBUNUH, PENYAMUN BERTAUBAT DAN MENJADI ORANG2 SOLEH

4. LEBIH 1,000 ORANG MURID BELIAU MENJADI AULIA' ALLAH MENYEBARKAN DEEN ISLAM KE SELURUH DUNIA

5. SEBAR LUASKAN AMALAN TORIQAT SUFIYYAH TERUTAMA TORIQAT QADIRIYYAH (DIAMBIL SEMPENA NAMA BELIAU 'ABDUL QADIR') YANG TERUS DI AMALKAN OLEH MASYARKAT ISLAM SELURUH DUNIA SEHINGGA KE HARI INI.

6. MENYUSUN SOLAWAT, ZIKIR DAN DOA SEBAGAI AMALAN HARIAN. DIKATAKAN BELIAU ADALAH AULIA' ALLAH YANG PALING BANYAK BERSOLAWAT ATAS NABI SEHINGGA SELURUH BACAAN SOLAWAT BELIAU DI HIMPUNKAN MENJADI BEBERAPA BUAH KITAB YANG BESAR MANFAATNYA.

7. SYARAHAN DAN NASIHAT BELIAU DI HIMPUNKAN MENJADI KITAB2 TASAWWUF YANG SANGAT BERHARGA DAN TINGGI ILMUNYA. IANYA MENJADI RUJUKAN BAGI SELURUH UMMAT ISLAM YANG INGIN MENDALAMI ILMU TASAWWUF DAN ILMU MA'RIFAT.

Sesungguhnya beliau telah benar2 mencontohi keperibadian Rasulullah Salla-Allahu 'Alaihi WaSallam dalam menyebarkan Agama Tauhid kepada Ummat sejagat.

PENGISYTIHARAN SEDUNIA - TAPAK KAKI AKU DITENGKUK SEKALIAN WALI ALLAH


Dari Qala'id Al-Jawahir disebutkan riwayat daripada Al-Hafiz,

Kita menerima perkhabaran ini daripada Al-Hafiz Abu 'l-'Izz 'Abd al-Mughith ibn Harb al-Baghdadi berserta beberapa perkhabaran yang serupa sepertinya yang menyebutkan :

"Kami hadir dalam satu Majlis Shaikh Abdul Qadir Jilani Radhiallahu 'Anh yang diadakan di Ribat beliau. Hampir kesemua Shaikh2 di negeri Iraq hadir didalam Majlis tersebut pada hari berkenaan. Sebahagian yang hadir disebut nama2 mereka di sini, antara lain:

*Shaikh 'Ali ibn al-Haiti *Shaikh Baqa ibn ibn Batu *Shaikh Abu Sa'id al-Qilawi *Shaikh Musa ibn Mahin (atau: Mahan) *Shaikh Abu 'n-Najib as-Suhrawardi *Shaikh Abu 'l-Karam *Shaikh Abu 'Umar wa 'Uthman al-Qurashi *Shaikh Mukarim al-Akbar [the Senior] *Shaikh Matir *Shaikh Jagir *Shaikh Khalifa *Shaikh Sadaqa *Shaikh Yahya al-Murta'ish *Shaikh ad-Ziya Ibrahim al-Jawni *Shaikh Abu 'Abdi'llah Muhammad al-Qazwini *Shaikh Abu 'Umar wa 'Uthman al-Bata'ihi *Shaikh Qadib al-Ban *Shaikh Abu 'l-'Abbas Ahmad al-Yamani *Shaikh Abu 'l-'Abbas ash-Shawki () *Shaikh Sultan al-Muzayyin *Shaikh Abu Bakr ash-Shaibani *Shaikh Abu 'l-'Abbas Ahmad ibn al-Ustadh *Shaikh Abu Muhammad al-Kawsaj *Shaikh Mubarak al-Humairi *Shaikh Abu 'l-Barakat *Shaikh 'Abd al-Qadir al-Baghdadi *Shaikh Abu 's-Sa'ud al-'Attar *Shaikh Abu 'Abdi'llah al-Awani *Shaikh Abu 'l-Qasim al-Bazzar *Shaikh Shihab 'Umar as-Suhrawardi *Shaikh Abu 'l-Baqa al-Baqqal *Shaikh Abu Hafs al-Ghazali *Shaikh Abu Muhammad al-Farisi *Shaikh Abu Muhammad al-Ya'qubi *Shaikh Abu Hafs al-Kimani *Shaikh Abu Bakr al-Muzayyin *Shaikh Jamil Sahib al-Khatwa wa 'z-Za'qa ['Owner of the Stride and the Scream'] *Shaikh Abu 'Amr as-Sirafini *Shaikh Abu 'l-Hasan al-Jawsaqi *Shaikh Abu Muhammad al-Huraimi *Shaikh al-Qadi [the Judge] Abu Ya'la al-Farra'.

Ramai lagi yang hadir dalam Majlis tersebut. Ketika Shaikh Abdul Qadir Jilani Radhiallahu 'Anh berucap, diri beliau dalam keadaan penuh kesedaran (bukan Fana - pent.) beliau berkata :

[qadami hadhihi 'ala raqabati kulli waliyyin li'llah].'

"Tapak kaki ku di tengkuk sekalian Wali Allah"

Shaikh Ali ibn Al-Haiti segera bangun, memanjat tangga ke tempat duduk Shaikh Abdul Qadir Jilani lantas memegang kaki Shaikh lalu diletakkannya ditengkuknya. Shaikh2 yang lain turut melakukan seperti demikian!

Hadith Sahih Muslim

2516: Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah,dari bapaknya r.a.,katanya seorang lelaki
yang memuji orang lain dekat nabi saw...Lalu nabi saw.berkata kepadanya..
"Celaka kamu.Bererti kamu memenggal kepala saudara mu,.

Kata2 itu diucapkan beliau berulang kali.Apabila seseorang kamu memuji saudaranya
seharusnya dia berkata: "Cukuplah bagi si fulan Allah saja yg.menilainya.Tidak ada yg.
lebih layak menilai selain Allah.Walaupun teman atau pengikutnya tahu sifulan itu
begini dan begitu.

2517: Dari Hammam bin Harits,r.a: katanya ada seorang lelaki memuji Uthman,lalu berdiri
Miqdad ke dekat orang itu. Sedang orang tersebut tinggi besar,....maka di serak kannya
muka orang itu dengan tanah.

Kata Uthman,...kenapa kamu lakukan sedemikian. hai Miqdad ?
Jawab Miqdad..."Rasulallah saw.telah bersabda....."Apabila kamu melihat
seseorang memuji muji temannya,..serakkan tanah kemukanya".


Apakah wajar cerita2 seperti dikisahkan tentang kemuliaan syekh diatas digembar gemburkan
dan keterlaluan.
Kalau salah harap betulkan.

***sumber ilmu dari : http://www.bicaramuslim.com

Uwais AlQarni : Terkenal Di Langit Tak Terkenal di Bumi

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru,
rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan,
kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada
tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli
membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut
yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan,
tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan
tetapi sangat terkenal di langit.
Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti
ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru
dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata
Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah
dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan
karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang
dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan
menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai
macam umpatan dan penghinaan lainnya.
Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya,
memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik,
karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya
seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari
mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari
mencuri”.
Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili
kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya
penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya
sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang
diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama
Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya
yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.
Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh
dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan
puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.
Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar
seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk
menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya.
Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur.
Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati
Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera
memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya
kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke
Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung.
Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan
cara kehidupan Islam.
Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru
datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan
kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.
Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk
bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang
cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu
yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.
Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera
dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini
akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu
hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada
beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan
musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk
bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya
dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah
beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat
membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya
selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.
Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi
hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi
menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa
terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan
Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di
rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.
Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa
menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan
kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.
Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju
Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman.
Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir,
bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan
begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari,
semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras
baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni
di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu
rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah
r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi
yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di
rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang
perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada
di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan
Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan
masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan
sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas
pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah
mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa
dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada
sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya
menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan
perasaan haru.
Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang
kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa
Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni
langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda
Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun.
Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang
mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya
sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan
ibunya terlalu lama. Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin
berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai
tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau
SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan
bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah
do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni
bumi”.
Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga
kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan
Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda
Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera
mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak
itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu
menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka.
Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya
yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan
kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan
mereka.
Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju
kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman,
segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan
menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan
bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di
perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi
menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada,
Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya
Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais
menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu
berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk
membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais,
sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar !
Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut,
siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban
itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah,
yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais
kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”. Dalam pembicaraan
mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah
sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat
itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan
mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:
“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan
Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan
istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni
akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar.
Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang
negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera
saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya
hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya,
biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.
Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar
beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh
Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab
bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus
dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami
sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin
berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan
selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami
memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di
atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai
waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu
kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah,
tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang
terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan
dihantam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah !
“katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal
dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!” Kami pun keluar dari kapal
satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami
lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam,
sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu
orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban
asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah
nama Tuan ? “Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.
Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di
kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim
oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah
kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?”
tanyanya.”Ya,”jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat
di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam,
tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya
dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan
seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang
tertinggal.
Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah
pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan
tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan
ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada
orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika
orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada
orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan
dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan
untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan,
“ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari
mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat
penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah
tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah
orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa
pemerintahan sayyidina Umar r.a.)
Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman.
Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya
orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan
pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan
orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan
ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap
melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.
Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais
al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang
tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba
dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan
penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah
kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya
mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk
mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman
mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi
tapi terkenal di langit.

CORETAN